Buletin Perpustakaan dan Informasi Bogor kali ini terbit yang kedua. Redaksi berusaha untuk mendapatkan tulisan-tulisan yang dapat menambah wawasan pembaca di bidang perpustakaan secara umum. Namun seperti disinyalir pada artikel volume 1 nomor 1 bahwa kesinambungan penerbitan sebuah majalah/jurnal/buletin adalah terletak pada ketersediaan artikel, maka BPIB yang sedang Anda baca ini sudah mengalaminya. Baru nomor 2 kami sudah mendapatkan kesulitan itu. Kami sedang menggodok teman-teman pustakawan di tempat kami bekerja agar mampu menulis. Setidaknya jika BPIB tidak mendapat pasokan dari ”luar”, maka staf redaksi kami akan mengisinya. Selamat membaca.
ARTIKEL
Melestarikan Kearifan Masyarakat Tradisional (Indigenous Knowledge) Melalui Penciptaan Kepustakaan Kelabu (Grey Literature) Antropologi
A.C. Sungkana Hadi
Pada dasarnya, dalam setiap komunitas masyarakat, termasuk komunitas masyarakat tradisional sekalipun, terdapat suatu proses untuk ‘menjadi pintar dan berpengetahuan’ (being smart and knowledgeable). Hal itu berkaitan dengan adanya keinginan agar dapat mempertahankan dan melangsungkan kehidupan, sehingga warga komunitas masyarakat akan secara spontan memikirkan cara-cara untuk melakukan dan/atau menciptakan sesuatu, termasuk cara untuk membuat makanan, cara untuk membuat peralatan yang diperlukan untuk mengolah sumber daya alam demi menjamin tersedianya bahan makan, dan sebagainya. Dalam proses tersebut suatu penemuan yang sangat berharga dapat terjadi tanpa disengaja. Mereka menemukan bahwa suatu jenis tanaman tertentu dapat menghasilkan buah yang dapat dimakan setelah dilakukan cara pengolahan tertentu; atau daun tertentu dapat menyembuhkan mereka dari sakit perut, sedang daun lain mengobati demam; atau akar-akaran tertentu dapat menyembuhkan luka. Mereka menghimpun semua informasi tersebut dan melestarikannya, serta mewariskannya turun temurun.
OPINI
Peningkatan Budaya Gemar Membaca
Abdul Rahman Saleh
Budaya baca merupakan persyaratan yang sangat penting dan mendasar yang harus dimiliki oleh setiap warganegara apabila kita ingin menjadi bangsa yang maju. Melalui budaya baca, mutu pendidikan dapat ditingkatkan sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Jadi membaca merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan kreativitas dan dalam mengembangkan IPTEK diperlukan kreativitas yang tinggi. Bila kita tidak ingin menjadi konsumen IPTEK yang dikembangkan oleh negara-negara maju, maka kita harus melakukan usaha-usaha untuk mendorong masyarakat menjadikan membaca sebagai kebutuhan sehari-hari. Sesungguhnya sejak tahun 1972 UNESCO telah memprioritaskan masalah pembinaan minat baca. Pada tahun tersebut diluncurkan program yang disebut dengan program buku untuk semua (books for all), yang bertujuan untuk meningkatkan minat dan budaya baca masyarakat. Salah satu implementasi program ini adalah dicanangkan International Book Year 1972 (Tahun Buku Internasional 1972).
TEKNOLOGI
Program Otomasi Untuk Meningkatkan Kinerja Perpustakaan
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.
Perpustakaan perguruan tinggi pada hakekatnya adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu perguruan tinggi, yang bersama-sama dengan unit kerja lainnya, tetapi dengan peran yang berbeda, bertugas membantu perguruan tinggi dalam melaksanakan program tri dharma perguruan tinggi. Tujuan diselenggarakannya perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk mendukung, memperlancar serta mempertinggi kualitas program kegiatan perguruan tinggi melalui pelayanan informasi yang meliputi antara lain: (a) pengumpulan informasi; (b) pelestarian informasi; (c) pengolahan informasi; (d) pemanfaatan informasi, dan ; (e) penyebarluasan informasi. Tidak salah jika perpustakaan bagi suatu perguruan tinggi diibaratkan sebagai jantung. Jika ilmu diumpakan sebagai darah dalam tubuh kita dan tubuh kita merupakan sistem perguruan tinggi, maka perpustakaan bagi perguruan tinggi tersebut berfungsi sebagai jantung yang mengalirkan ilmu kepada anak didik melalui dosen sebagai pembuluh darahnya.
BERITA
Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia telah menyelenggarakan Musyawarah Nasional ke III di Mataram. Pada kesempatan itu Dra. Luki Wijayanti, M.Si. terpilih menjadi Ketua FPPTI periode 2006 – 2009.
Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Depdiknas membentuk Kelompok Kerja Pengembangan Program Budaya Baca. Anggotanya terdiri dari berbagai komponen, diantaranya adalah pustakawan.